Goresan Tintaku di Pojok Kamar PPI India, 12 April 2005
Menanam Tebu Di Pinggir Bibir
Berbuah Manis Mengungkap Tabir
Keindahan sastra menunjukkan budi
Keindahan sastra menyentuh nurani
Keindahan sastra membentuk pribadi
Keindahan sastra melenturkan hati
Keindahan sastra menobatkan iri dengki
Keindahan sastra mengalahkan ironi
Keindahan sastra memupus benci
Keindahan sastra mengikat janji
Keindahan sastra menjadi puisi
Namun, ketika lidah bicara lantang
Santun bahasa mulai ditantang
Berharap menjadi cemerlang
Namun berbuah bayang-bayang
Kejelekan pun terungkap dibelakang
Tak lebih sebuah perang
Bernilaikan kalah dan menang
Itukah yang namanya sayang?
Budi menjadi anarkhi
Dendam dan dengki terus menjadi
Pribadi tiada kan sejati lagi
Hati nan suci pun ternodai
Benci kian melampau
Lantas orang-orang kan menilai
Disana ada banyak ngerumpi
Ada puji dan banyak caci
Kemuliaan di bawah kaki
Permusuhan takkan berhenti
Apakah ini yang terpuji?
Manis bibir menjelma senyuman
Pahit empedu bukan kenikmatan
Jangan diuji sebuah keterbatasan
Jangan dirasa setitik kesuksesan
Usah menilai buih di atas lautan
Baik menampung hujan di atas tempayan
Sebab air terus tersimpan
Halus sutera indah diukir
Disulam pula seorang penyair
Menanam tebu di pinggir bibir
Berbuah manis mengungkap tabir
2 Comments:
At 4:10 PM, kudo said…
siip bos... ehm kawan maen ke blog ku yuk ngopi dan ngobrol brg...
At 4:13 PM, Anonymous said…
siip..
Post a Comment
<< Home